Ada Rasa Yang Tertinggal Karena Kuliner Botok Mangga Alor

author
3 minutes, 24 seconds Read

EVENT Alor Creative Market (ACM) perdana, sukses digelar selama dua hari, sejak dibuka Bupati Alor, Drs.Amon Djobo, Sabtu (31/10/2020) hingga ditutup Kapolres Alor, AKBP.Agustinus Christmas,S.IK., Minggu (1/11) 2020 di Taman Suaka Alam Pesisir (TSAP) Sebanjar, Kabupaten Alor, Propinsi Nusa Tenggara Timur.

ACM   perdana ini dengan tema Kreatif Mangga Alor, maka aneka kuliner yang disajikan maupun yang didemonstrasikan di ajang ACM itu bercita rasa mangga Alor, hasil racikan creator kuliner dan pegiat pariwisata, Shanty Maro. Salah satu keunikan kuliner dengan cita rasa mangga Alor yang dikreasikan dan didemonstrasikan Shanty Maro yakni masakan botok (jewawut) dari Pulau Pantar dengan mangga Alor dan aneka rempah lokal lainnya.

Dipandu host Beno Caribera dan Eny Nazir, nampak Shanty Maro dengan lincah memperagakan cara meracik bahan dasar dan bumbu-bumbu untuk memasak botok mangga Alor di tepi pantai TSAP Sebanjar. Kapolres Alor, AKBP. Agustinus Christmas,S.IK dan beberapa divers yang baru saja membentangkan kain tenun Alor sepanjang 12 meter di kedalaman laut 12 meter, dipersilahkan mencicipi menu botok mangga Alor, hasil olahan Shanty Maro. Kapolres Alor yang mulai hobi diving di Alor ini mengakui sensasi rasa menu botok mangga Alor.

“Ini baru pertama kali saya cicipi menu botok mangga Alor dan rasanya enak sekali sehingga saya katakan,”ini rasa yang belum pernah ada,tandas Agustinus..

Hal senada dikemukakan Istruktur Divers, Hansen dan teman diversnya, yang menilai aneka kuliner mangga Alor itu luar biasa enak.

“Aromanya bikin lapar, ada rasa apa di mulut yang buat sensasi. Pokoknya ada rasa yang tertinggal,”kata sang divers yang selalu menikmati indahnya taman bahwa laut Alor terkait menu Botok Mangga Alor racikan Shanty Maro.

Host Beno Karibera dan Eny Nazir menimpali, kiranya rasa yang tertinggal itu membuat para wisatwan terkesan dan mau berlama-lama di Alor, bahkan kembali lagi ke Alor. Bagi yang belum pernah ke Alor, menjadi tertarik untuk datang menikmati indahnya alam dan budaya Nusa Kenari serta lesatnya anek kuliner khas Alor.

Sesuai tema ACM, maka hadir pula sejumlah penjual mangga Alor dari Aimoli-Alor Barat Laut, salah satunya Epi Maro. Harga jual yang dipatok Epi di arena Alor Creative Market yakni Rp 25.000 per tiga buah. Kalau di pasar-pasar dalam kota Kalabahi, umumnya seharga Rp 10.000/buah, ada yang menjual dengan harga Rp 50.000 per empat buah. Ukuran buah sangat mempengaruhi harga. Semakin besar buah, semakin mahal harga jualnya.

Mangga Alor kini menjadi  salah satu bahan dasar menu andalan di Cafe TSAP Sebanjar, antara lain; Sup Mangga Ikan, Salad Mangga Ikan Teri, Ikan Wrapped Saos Mangga, Ikan Bakar Sambal Mangga, Pepes Ikan Mangga Muda, Nasi Bakar Isi Ikan dan Mangga, Steak Ikan Kentang dan Saos Mangga, Sushi Ikan&Mangga. Sedangkan minuman, tersaji Mojito Mangga, Manggo Collada (plus sopi), Jus Mangga, Manggo Float dengan Ice Cream dan Puding Mangga.

Di masa kepemimpinan Bupati Alor, Ir.Ansgerius Takalapeta (periode 1999-2009), pernah diadakan kontes atau Lomba Mangga Alor, yang berlangsung di Rumah Jabatan Bupati Alor. Unsur yang dinilai saat itu antara lain ukuran buah, warna daging atau isi buah, cita rasa dan wadah dalam menyajikan mangga kelapa atau mangga Alor dimaksud. Lomba tersebut setelah varietas mangga kelapa dari Alor ini lolos uji sertifikasi benih pada lembaga berkompeten di tingkat nasional dan disertifikasi dengan nama Mangga Alor.

Untuk menikmati mangga Alor, maka sebaiknya dikonsumsi saat setengah matang. Jika terlalu matang, maka daging Mangga Alor berserat, dan semakin terasa manis sehingga lebih cocok dibuat menjadi juice mangga Alor. Mantan Kepala Dinas Kehurtanan dan Perkebunan Kabupaten Alor, Thomas Lalangpuling,SM.,S.TP (alm) kepada wartawan media ini menjelaskan bahwa pohon mangga Alor tergolong besar dan rindang, sehingga jika dibudidayakan dengan menanam anakan, maka membutuhkan waktu antara lima hingga tujuh tahun untuk berbuah.

Menurut Thom, mangga Alor bisa juga dikembangkan dengan cara mencakok dari induk pohon yang sudah tua usia, sehingga ketika dipindahkan langsung berbuah ketika induknya berbuah. Tetapi dengan mencangkok, jelas Thom, ukuran buahnya tidak sebesar dari pohon yang dikembangkan dengan menanam anakan.

Demikian pula soal cita rasa. Anakan mangga Alor, jelas Thom,  jika ditanam ke wilayah di luar Alor, rasa buahnya tidak seperti sensasi rasa buah mangga Alor yang ditanam di Alor. Ini, ujar Thom, mungkin berhubungan dengan unsur tanah dan iklim di Alor yang jadi pembeda. (tim)

Similar Posts