Sejumlah perwakilan perserta seleksi Calon Pegawai PT.Bank Pembangunan Daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) dari Kabupaten Alor, melayangkan protes kepada Panitia Seleksi, karena ada peserta yang diduga tidak mengikuti seleksi pada tahap Tes Potensi Akademik (TPA), tetapi dinyatakan lulus.
KEPADA wartawan di Kalabahi, Minggu (4/4/2021) mereka membeberkan masalah dimaksud. Selanjutnya, melalui keterangan tertulis yang disampaikan kepada para jurnalis di Kalabahi, mereka secara garis besar menyampaikan kronologis sejak awal mengikuti seleksi pada bank milik pemerintah dan masyarakat NTT itu.
“Kami sebagai orang-orang yang yang awal mula mendengarkan informasi lowongan pekerjaan di Bank NTT melalui website resmi Bank NTT; http://www.bpdntt.co.id/template/front/archive/Pengumuman_Penerimaan_Pegawai_TB_2019.pdf. Dari informasi tersebut, kami memasukan persyaratan sesuai yang diminta untuk mengikuti seleksi awal yaitu seleksi administrasi. Hasilnya, yang dinyatakan lulus administrasi sebanyak 54 peserta dari Kabupaten Alor, sesuai hasil pengumuman melalui website Bank NTT tertanggal 9 Desember 2019,”kisah mereka.
Peserta yang lulus seleksi administrasi, ungkap mereka, diarahkan untuk membayar Rp.450.000 sebagai biaya mengikuti seleksi selanjutnya yaitu psycho test dan screening test. Tetapi beberapa waktu kemudian, dikeluarkan perubahan informasi melalui website resmi Bank NTT pada 11 Desember 2019, bahwa biaya psycho test dan screening test hanya sebesar Rp.250.000, bukan Rp 450.000.
Setelah menyetor biaya tersebut, mereka menunggu informasi lanjutan untuk lokasi psycho test dan screening test yang dilakukan pada hari dan waktu yang berbeda. Screening test dilaksanakan di Kupang yang lokasi awalnya di Kantor Pusat Bank NTT, tetapi kemudian infomasi satu hari sebelum pelaksanaan test atau pada 19 Desember 2019 melalui sosial media telegram, bahwa screening test dan psycho test itu berubah lokasi ke Hotel Naka di kawasan Oebobo, Kota Kupang pada 20 Desember 2019, dan di Hotel Aston Kupang pada 21 Desember 2019.
Dari 54 orang yang berasal dari Kabupaten Alor yang mengikuti screening test dan psycho test, kata mereka, yang dinyatakan lolos ke tahap selanjutnya atau tes kesehatan sebanyak 13 orang, berdasarkan pengumuman resmi melalui Website Bank NTT tertanggal 29 Januari 2020. Untuk mengikuti seleksi kesehatan, mereka diinformasikan melalui website Bank NTT untuk membayar biaya pemerikasaan kesehatan sebesar Rp 920.000, yang dibayarkan pada saat pelaksanaan pemeriksaan kesehatan. Waktu pelaksanaan tes kesehatan pada tanggal 3 sampai 8 Februari 2020 dengan jadwal yang sudah ditentukan dari daerah masing-masing.
Hasilnya, 13 peserta dari Kabupaten Alor yang mengikuti seleksi dimaksud, semuanya dinyatakan lolos seleksi kesehatan, berdasarkan pengumuman melalui Website Bank NTT pada 2 Maret 2020. Maka ke-13 peserta tersebut berhak mengikuti seleksi tahap selanjutnya yakni Tes Potensi Akademik (TPA) pada 19 dan 20 Maret 2020, sesuai pengumuman tes TPA yang dikeluarkan pada 11 Maret 2020 melalui Webiste Bank NTT.
Sebelum pelaksanaan tes dilakukan, para peserta seleksi mendapat informasi melalui Website Bank NTT pada 16 Maret 2020, tentang penundaan pelaksanaan tes TPA hingga waktu yang belum ditentukan, karena Indonesia, termasuk sejumlah kabupaten/kota di Propinsi NTT mulai terpapar Pandemi Covid-19.
Setelah menunggu hampir setahun lamanya, ungkap mereka, pengumuman tes TPA Calon Pegawai PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Tahun Buku 2019-2021, dikeluarkan pada 10 Maret 2021 dengan tanggal, waktu, lokasi, sesi yang telah disediakan oleh panitia. Para peserta seleksi bergegas ke Kupang untuk mengikuti seleksi dimaksud pada 16 Maret 2021, dengan lokasi ujian di Puskom kampus Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat.
Menurut mereka, ke-13 peserta seleksi dari Kabupaten Alor ini terbagi dalam dua sesi, yakni Sesi 11 dan Sesi 12 bersama peserta dari sejumlah kabupaten lainnya. Sesi 11 berjumlah 20 orang, dengan rincian peserta dari Atambua (Belu) 12 orang, dari Betun (Malaka) 5 orang dan dari Kalabahi (Alor) 3 orang. Sedangkan Sesi 12 berjumlah 15 orang, yaitu dari Kalabahi sebanyak 10 orang dan dari Kefa 5 orang.
Hingga detik-detik akhir menjelang jam ujian TPA dengan sistim CAT, beber mereka, hanya 10 dari 13 peserta asal Kabupaten Alor yang hadir di lokasi, karena tiga peserta lainnya tidak terlihat, yakni Nur Muis Syarifudin, John Karel Kallau dan Arisona Benyamin Belipati. Menurut mereka, Nur Muis Syarifudin telah lulus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), John Karel Kallau telah diterima sebagai karyawan BRI, sedangkan Arisona Benyamin Belipati katanya telah menjadi dosen.
Maka 10 peserta dari Alor pun merasa punya peluang semakin besar untuk lulus seleksi di Bank NTT karena peserta ujian TPA berkurang tiga orang. Hal itu karena menurut peserta asal Alor, baik pada Sesi 11 maupun Sesi 12, mereka mengaku tidak melihat tiga peserta itu selama dalam ruang seleksi. Bahkan ketika nama ketiga orang ini dipanggil panitia seleksi, agar menerima lembaran berisi username dan pasword untuk login ke computer test, tidak muncul, sehingga panitia membawa keluar lembaran username dan password mereka.
Hingga waktu seleksi TPA selesai selama 60 menit, dan para peserta keluar ruang seleksi dan masih berkumpul di tenda sekitar lokasi ujian, lanjut mereka, hanya sepuluh pesera asal Alor yang hadir. Sedangkan tiga lainnya, termasuk Arisona Benyamin Belipati katanya tidak terlihat. Karena itu mereka mengaku yakin bahwa hanya 10 peserta asal Alor yang mengikuti seleksi TPA dimaksud.
Karena itu, sejumlah peserta seleksi asal Alor mengaku sangat kaget ketika hasil seleksi TPA diumumkan dua minggu setelah seleksi tersebut. Pasalnya, hanya tiga peserta dari Kabupaten Alor yang dinyatakan lulus, yakni Andrew Anderson Dolu, Yuni Selvi Tahun dan Arisona Benyamin Belipati yang menurut mereka tidak terlihat hadir selama waktu seleksi TPA di Puskom Undana Kupang.
“Dan yang menjadi pertanyaan buat kami kenapa atas nama Arisona Benyamin Belipati bisa lulus? ini yang membuat kami tidak puas dengan hasilnya, karena kami 10 orang yang mengikuti tes pada waktu itu sudah yakin bahwa yang bersangkutan tidak datang ataupun mengikuti tes sama sekali pada saat kami mengikuti tes pada hari itu. Kalaupun dia mengikuti tes otomatis kami akan mengetahuinya, karena jadwal sesi 11 dan 12 yang berjarak 10 menit untuk masuk di ruangan. Kita tahu kalau Sesi 12 itu yang terakhir selesai mengikuti tes TPA. Dan kami yakin sekali dengan bukti foto dan kita orang alor ini semua baku tahulah wajah nama. Kita mau panitia adil dalam memberikan hasil tes yang seadil-adilnya,”demikian keterangan tertulis dari sejumlah peserta seleksi asal Alor, yang dikirim salah satu perwakilannya melalui WhatsApp kepada wartawan di Kalabahi.
Mereka mendesak jajaran Direksi Bank NTT agar membatalkan hasil seleksi TPA dimaksud dan menyelenggarakannya ulang secara lebih adil dan transnparan.
“Kita mau tes ulang. Karna kita semua ini cari nasib bukan dia saja yang cari nasib. Model begini ini kita tidak akan berubah kalau sistim masi pakai begini terus,”kata mereka kesal.
Berkaitan dengan masalah ini, sejumlah wartawan berusaha mengkonfirmasi Pimpinan Cabang Bank NTT di Kalabahi, Selasa (6/4/2021) namun menurut security, yang bersangkutan sedang bertugas dinas ke Kupang. Ketika dihubungi ke nomor telepon selulernya namun tidak aktif. Sementara itu, salah satu pejabat Bank NTT Cabang Kalabahi, Melky Bistolen yang dihubungi melalui telepon selulernya, Selasa (6/4/2021) mengaku sedang bertugas ke luar kantor, tak mau mengomentari masalah dimaksud. (ap/tim-linuskia)