10 Nyong & 10 Nona Alor Siap Bersaing di Puncak Expo Alor Malam Ini. Stop Bullying

author
1
6 minutes, 48 seconds Read

SEPULUH Nyong dan Sepuluh Nona yang tidak saja ganteng-ganteng dan cantik-cantik secara fisik, tetapi juga dituntut berwawasan luas siap tampil pada Grand Final Pemilihan Nyong dan Nona Alor Tahun 2022 pada puncak Expo Alor XV pada Sabtu (8/10/2022) malam hari ini. Pantauan alorpos.com, ada dua jenis lomba yang merupakan terobosan yang dilakukan panita penyelenggara dan sangat memantik perhatian puluhan bahkan ratusan ribu warga Nusa Kenari. Kedua jenis lomba yang belum pernah ada di ajang 14 kali Expo Alor sebelumnya, yakni Pemilihan Nyong dan Nona Alor serta Lomba Presentasi Destinasi Wisata dalam dua bahasa, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Kedua jenis lomba yang diikuti peserta dari 18 kecamatan di daerah yang dipopulerkan Bupati Amon Djobo sebagai “tanah terjanji, bumi persaudaraan, surga di timur matahari” ini selalu ditonton puluhan ribu orang hingga akhir, meski kadang cuaca kurang bersahabat karena hujan sehingga berlangsung hingga menjelang tengah malam. Khusus kompetisi Pemilihan Nyong dan Nona Alor Tahun 2022 yang berlangsung pada Kamis (6/10/2022) malam, menampilkan total 32 nyong dan nona atau 16 pasangan dari 16 kecamatatan yang terlibat, minus dua kecamatan. 16 pasang peserta lomba Pemilihan Nyong dan Nona Alor ini tampil penuh percaya diri di atas Panggung Expo Alor XV yang megah itu, untuk dinilai dewan juri yang terdiri Sophia Dida Loro,S.Pd.,M.Si., Elyas Yohanes Asamau,S.IP.,MM dan Nonce Kalla,A.Md.Par.

10 Nona Alor dari 10 kecamatan yang siap bersaing pada Grand Final Pemilihan Nyong dan Nona Alor di arena Expo Alor XV Tahun 2022

Mengenakan busana yang terbuat dari kain tenunan dengan aneka motif yang menarik dari kecamatannya, nyong-nyong dan nona-nona Alor ini berlenggok di atas catwalk Panggung Expo Alor, memperagakan talenta masing-masing. Tantangan terakhir, yakni masing-masing peserta dipersilahkan mengambil gulungan kertas berisi pertanyaan-pertanyaan terkait pengetahuan umum yang telah dipersiapkan panitia, dan kemudian menjawabnya. Ada peserta yang berhasil menjawab dengan sempurna dan mendapat aplaus dari ribuan penonton yang memadati Stadion Mini Kalabahi. Namun ada pula yang membuat ribuan penonton terpingkal-pingkal ketika peserta memberi jawaban yang salah, bahkan tidak nyambung dengan pertanyaan.
Sepertinya para peserta punya keterbatasan waktu dalam mempersiapkan diri untuk mengikuti kompetisi tersebut, sedangkan mereka, sebagaimana dikemukakan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Alor, Ribka Jayati,S.Sos.,M.Si, dituntut harus punya pengetahuan yang luas tentang Kabupaten Alor, maupun isu-isu faktual di aras lokal maupun nasional. Selain itu, mungkin juga faktor gugup karena tampil di hadapan puluhan ribu pasang mata, maka pertanyaan yang mudah saja, tetapi jawaban yang muncul jadi bahan tertawa dan bahkan akhirnya dibully dan viral di media sosial.

Ada wisatawan manca negara yang turut menyaksikan Pemilihan Nyong dan Nona Alor Tahun 2022

Hal itu sebagaimana dialami salah satu peserta yang keliru menjawab pertanyaan tentang apa penyebab utama terjadinya stunting. Menurut peserta itu ketika menjawab, bahwa stunting ialah salah satu spot wisata, yang mana dimilki oleh salah satu daerah di suatu tempat. Sontak stadion Mini Kalabahi bergemuruh dengan tertawaan ribuan penonton. Catatan media ini, bahwa ada peserta lain juga salah menjawab ketika mendapat pertanyaan tentang tiga fungsi DPRD. Peserta itu menjawab bahwa fungsi DPRD itu legislatif dan membantu bupati. Padahal tiga fungsi DPRD yakni fungsi legislasi fungsi pengawasan, dan fungsi anggaran/budgeting. Ada juga peserta yang ketika ditanya tentang destinasi wisata batu lobang itu berada di kecamatan mana, dia menjawab, ada di Kecamatan Marataing. Padahal yang benar adalah Kecamatan Alor Timur yang memang beribu kota di Marataing. Lebih konyol lagi, ada peserta yang menjawab bahwa kejadian arus dingin yang menjadi obyek wisata itu ada di Kecamatan Alor Kecil, Kabupaten Abal (Alor Barat Laut). Padahal pertanyaannya arus dingin itu terjadi di desa mana, kecamatan apa.

Dewan juri Pemilihan Nyong dan Nona Alor Tahun 2022. Dari kiri ke kanan: Nonce Kalla, El Asamau dan Sophia Dida Loro

Namun jawaban peserta terkait stunting adalah salah satu spot wisata itu kini menjadi viral di media sosial. Maklum, stunting adalah balita yang kerdil karena kekurangan gizi. Pegiat media sosial di daerah lainnya ramai-ramai membagikan penggalan video yang sengaja diupload oleh kita orang Alor sendiri dengan dibumbui narasi yang membully peserta tersebut, bahkan cendrung mulai menyerang pihak-pihak yang dianggap bertanggungjawab atas peristiwa ini. Padahal dewan juri saat memberi penilaian untuk memilih 10 nyong dan 10 nona Alor untuk tampil di grand final malam ini nanti, sudah mengapreasi semua peserta yang sudah berani tampil maksimal, meski ada yang salah menjawab dan tidak harus menjadi bahan olok-olokan.
Kepada 20 nyong dan nona yang masuk ke grand final, diingatkan dewan juri, Sophia, Nonce dan El agar mempersiapkan diri secara baik untuk menjawab pertanyaan, yang tidak saja dalam bahasa Indonesia, tetapi juga bahasa Inggris.

Kadis Pariwisata Alor, Ripka Jayati ketika menyerahkan door prise dari Bank NTT Cabang Kalabahi berupa televisi led kepada seorang warga di arena Expo Alor XV Tahun 2022, saat acara Penjurian dalam Program Ramai Sekali Bank NTT

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Alor, Ripka Jayati,S.Sos kepada media ini di sela-sela lomba mempresentasikan destinasi wisata, Jumad (7/10/2022) malam mengaku prihatin dengan pihak-pihak yang secara berlebihan melalui media sosial, mem-bully peserta pemilihan nyong dan nona Alor yang salah menjawab pertanyaan panitia terkait stunting, dengan menyebarkan potongan videonya. Ripka berharap agar kejadian serupa jangan terulang lagi bagi peserta-peserta yang akan tampil pada grand final nanti.
Sementara itu, Sophia Dida Loro,S.Pd.,M.Si selaku juri ketika menyampaikan hasil penilaian di Kamis (6/10/2022) malam itu, antara lain mengatakan bahwa 32 orang dari 16 kecamatan itu sudah tampil maksimal dan luar biasa.
“Setelah melewati test tertulis, wawancara sampai pentas malam hari ini, ada beberapa catatan kritis yang perlu kami sampaikan, dan dari 32 peserta, kami akan memilih 10 nyong dan 10 nona, maka catatan kami ini menjadi persiapan untuk tampil di grand final,”ujar Sophia.
Menurutnya, mulai dari busana, penampian, catwalk, sampai intelektual, sudah diperlihatkan di atas pentas, sehingga kita tidak bisa menipu publik. Karena itu, lanjut Sophia, yang perlu diperhatikan yakni beauty, termasuk tinggi badan minimal 63 Cm, behaviour (sikap) dan brain (kecerdasan).

Peserta dari Kecamatan Mataru saat catwalk

“Kadang dia ganteng, dia cantik, perangai yang bagus, tetapi kemampuan intelektual tidak terlalu mendukung. Kalian terpilih mewakili nyong dan nona yang ada di Kabupaten Alor, harus menguasai semua aspek, atau holistik, tidak hanya seputar parwisata,”tegas Sophia, seraya menambahkan bahwa yang perlu diperhatikan pula ada busana yang dikenakan.
Sementara itu, juri El Yohanes Asamau berpendapat bahwa para peserta itu kalau berani tampil saja sudah baik, tetapi harus sesuaikan dengan standar yang ada. Menurut El, 10 nyong dan 10 nona yang tampil di grand final itu harus mempersiapkan diri secara baik. El berpesan agar anak-anak muda Alor mempersiapkan diri dari sekarang untuk mengikuti ajang serupa pada Expo Alor Tahun 2023 mendatang.

Peserta dari Kecamatan Alor Barat Laut saat Catwalk

“Saya sudah tanya di ibu Kadis (Kadis Pariwisata Alor, Ripka Jayati) bahwa ada juga Pemilihan Nyong dan Nona Alor tahun depan, sehingga harus persiapkan diri dari sekarang. Jangan mau dua minggu sebelum perlombaan bapak camat tunjuk, baru mulai persiapan. Kalau sudah siap lebih awal, maka nanti di talent shownya sempurna, dan lain-lainnya akan lebih memenuhi standar,”tandas El.
Sementara itu, Nonce Kalla menambahkan bahwa sesuai technical meeting, penilaian dilakukan secara perseorangan sehingga yang terpilih itu bukan pasangan peserta dari satu kecamatan, tetapi dari satu kecamatan bisa hanya nyong saja yang terpilih, ada juga hanya nona yang terpilih. Busana yang digunakan saat grand final adalah modifikasi tenunan Alor, bukan tenunan dari luar Alor.
“Hari ini, kalian mungkin senang karena tidak ada pertanyaan dalam Bahasa Inggris. Pada grand final, ada pertanyaan dalam Bahasa Inggris dan tolong dijawab dalam Bahasa Inggris karena punya nilai tersendiri. Belajar, dan harus percaya diri. Kalian bisa, makanya kalian ada di atas panggung,”pungkas Nonce dalam lomba yang dipandu MC kondang Alor, Yosi Laka dan Mia itu.

Peserta dari Kecamatan Teluk Mutiara saat Catwalk

Sesuai keputusan dewan juri 10 besar Nona Alor yang lolos ke babak grand final berasal dari Kecamatan Alor Barat Daya, Alor Tengah Utara, Alor Barat Laut, Pantar Timur, Pureman, Pantar Barat Laut, Alor Timur, Pulau Pura, Teluk Muitara, dan Kecamatan Abad Selatan. Sedangkan 10 besar Nyong Alor dari Kecamatan Pantar Timur, Alor Barat Laut, Alor Timur, Kabola, Alor Timur Laut, Pulau Pura, Pureman, Mataru, Teluk Mutiara, dan Kecamatan Pantar Barat. (ap/linuskia)

 

Similar Posts

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *